Sudah setahun lebih sepertinya aku nyelesaiin baca novel
ini. Beri rate dulu di Goodreads haha. Dan baru sempat review sekarang.
Oke ce-ki-dot!
Cerita bermula saat Samantha mengalami insiden jatuh dari
tangga, yang menyebabkan kepalanya terbentur dan membuat seluruh badannya sakit.
Sejak hari itu pula “hal” lain mulai terjadi pasa Samantha. Tapi Samantha belum
menyadarinya, sampi suatu ketika Raka, Hana, dan Tobi membuktikan padanya.
Menutup buku ini dengan cukup puas. Tema yang diangkat unik,
asik, dan berbeda dari teenlit lain yang pernah kubaca. Tingkah laku Raka cs
seru, apalagi buat si Hana dan Tobi. Keseharian Samantha juga tak lepas dari
mereka bertiga, bahkan ke sekolah mereka pun ikut. Pokoknya para roh itu jauh
dari kata menakutkan. Malah jayus dan konyol, meskipun terkadang serius di
beberapa bagian. Samantha juga meminta mereka untuk melihat salah satu teman
sekelasnya yang nilai kimianya selalu unggul dibandingkan dirinya, sampai
menyelidiki Albert, cowok yang Samantha suka ternyata naksir Angela, sahabatnya
sendiri. Samantha memusuhi Angela berhari-hari, sampai akhirnya dia tahu kabar
bahwa Angela berniat bunuh diri karena banyaknya masalah yang dihadapinya. Samantha
harus cepat bertindak dan menyelamatkannya.
Kisah cintanya lebih sedikit tapi aku suka karena diganti
dengan hubungan persahabatan yang lebih hidup. Dalam buku ini, semua dapat
peran yang sesuai ukuran alias pas. Tidak melulu tentang masalah remaja, tapi
juga konflik keluarga. Ada pesan yang didapat; jika masa remaja adalah
masa-masa rentan untuk terjerumus dalam kejahatan, narkoba, perkelahian, dan pola
pikir masih labil dan penyesalan selalu datang belakangan.
Keseluruhan aku suka dengan cara pengarang saat bercerita. Dibumbui
sindiran2 bagi para orang “berduit” yang secara keperibadian dan moralnya
kurang (kalau aku setuju2 aja, cuma
menurutku terlalu banyak). Tak lupa candaan2 ringan juga diselipkan dalam
cerita, jadi membacanya juga lebih enjoy.
Cuma satu yang mengganjal menurutku sih. Orangtua Samantha
dan Simon kan menerapkan “Sikap Saling Menghormati Kepentingan dan Privasi
Keluarga, tapi kenapa tidak diimbangi dengan cara sopan-santun memanggil nama
anggota keluarga? Si Monyet, Si Monster (untuk Simon), bahkan Sampah (untuk
Samantha). Ya mungkin itu ditulis dengan tujuan meledek, tapi menurutku agak
kurang enak aja dibacanya.
Segitu aja review-ku. Aku sematkan tiga bintang.
Judul: Samantha's Secret
Penulis: Shandy Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 191 hlm
ISBN: 978-979-22-6372-5