Halo,
ketemu lagi di blog pribadiku. Bosen nggak sih buat bacanya? Mudah-mudahan
nggak ya hehe. Kali ini aku mau berbagi sedikit pengalaman dan tips tentang
liburan supersingkatku yang nekad buat “mencicipi” dua negara tetangga
Indonesia dua tahun yang lalu, tepatnya pada bulan April 2017. Berbekal informasi
yang minim dan uang saku yang minim pula, aku dan satu temanku nekad pergi ke
luar negeri setelah melewati proses yang cukup rumit (terutama saat pembuatan
paspor).
Dengan
berbekal modal 1,5 juta termasuk tiket pesawat AirAsia PP Surabaya-Johor Bahru,
sudah cukup buat mengunjungi dua negera itu. Nggak percaya kan? Baca dulu deh kalo gitu.
Kami
berangkat Selasa pagi melalui Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, tapi
untuk antisipasi supaya tidak ketinggalan pesawat (karena takut bangun
kesiangan, sementara boarding jam
setengah enam pagi), kami berangkat Senin malam dan memilih bermalam di
bandara. Kami jadi gembel di sana :D
On board before take off. |
Terminal 2 Bandara Internasional Surabaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo. |
Tujuan
setelah landing di Johor Bahru adalah langsung mengunjungi Singapura. Kami sampai
di Johor Bahru jam 10.00 waktu setempat. Sesudah cek imigrasi bandara, langsung
membeli tiket bus CausewayLink seharga RM 8.00 tujuan JB Sentral Checkpoint. Dan
nggak disangka, di bandara Senai kami mendapat teman baru, dua backpacker dari Malang dengan tujuan
sama. Ya udah kami pun pergi bareng-bareng berempat.
Sesampainya di JB Sentral Checkpoint, kami antre untuk stempel paspor keluar dari Malaysia. Waktu itu hujan deras, waswas rencana untuk berlama-lama di Singapura bakalan batal. Setelah memperoleh stempel, kami pun naik bus CausewayLink CW2 dengan harga RM 2.30 yang nantinya akan berhenti di terminal Queen Street. Buat kalian yang mau ke Singapura, naik bus CW berapa saja bisa, karena nanti semua akan berhenti Woodlands Checkpoint, tempat pengecekan imigrasi Singapura. Tapi pastikan dulu kalian nanti akan berhenti dimana waktu di negeri singa. Info aja: CW1 untuk Kranji, CW2 untuk Queen Street, dan CW5 untuk Newton Circus.
Antre cek paspor di pintu kedatangan Bandara Internasional Senai, Johor Bahru. |
Sesampainya di JB Sentral Checkpoint, kami antre untuk stempel paspor keluar dari Malaysia. Waktu itu hujan deras, waswas rencana untuk berlama-lama di Singapura bakalan batal. Setelah memperoleh stempel, kami pun naik bus CausewayLink CW2 dengan harga RM 2.30 yang nantinya akan berhenti di terminal Queen Street. Buat kalian yang mau ke Singapura, naik bus CW berapa saja bisa, karena nanti semua akan berhenti Woodlands Checkpoint, tempat pengecekan imigrasi Singapura. Tapi pastikan dulu kalian nanti akan berhenti dimana waktu di negeri singa. Info aja: CW1 untuk Kranji, CW2 untuk Queen Street, dan CW5 untuk Newton Circus.
Papan shuttle bus di Bandara Internasional Senai, Johor Bahru, untuk menuju Singapura. |
Ini bus CausewayLink yang akan mengantar ke JB Sentral Checkpoint. |
Jadwal shuttle bus. |
Nah,
waktu di Woodlands Checkpoint aku juga ingat ada salah satu blogger yang bilang
lewat sana itu “angker” karena sangat ketat dan nggak jarang dimasukkan ruang
interogasi. Aku sih bodo amat dan pasrah mau ditahan atau nggak. Gimana lagi,
aku kan nggak ada voucher hotel yang artinya aku nggak bakal nginep di sana.
Cuma hari itu aja dan balik malam harinya ke Malaysia. Di formulir kedatangan
aku tulis transit dan berharap lolos waktu antre.
Tapi
sayangnya nggak sesuai harapan. Aku malah ditahan imigrasi sana dan dimasukkan
ruangan khusus. Bukan aku aja, satu temenku yang cowok juga ditahan. Sisanya
yang dua cewek lolos. Gila, deg-degan banget waktu digiring masuk ke satu
ruangan ke ruangan lain yang dilengkapi nomor password. Di ruangan ternyata banyak orang yang nasibnya sama
denganku: disangka kriminal.
Aku
cemas banget bakal ditahan dengan waktu lama dan akhirnya dideportasi. Duh,
jangan sampe. Niatku ke sini kan buat senang-senang. Sekitar setengah jam menunggu,
ada seorang petugas memanggil namaku dan disuruh ikut dia ke ruangan. Aku
disuruh duduk dan ditanya macem-macem dengan bahasa Melayu yang cukup aku
pahami meskipun kadang nggak paham soalnya cepet banget ngomongnya.
Petugas
mengajukan beberapa pertanyaan mulai dari alasan kenapa aku datang ke sini,
sama siapa saja, nginep di mana, ada keluarga atau saudara, bawa uang berapa,
bawa kartu identitas atau nggak, ada tiket pulang atau nggak, mengecek isi tas,
dan mengecek isi HP. Untung saja nggak ada isi macem-macem. Cuma aku memang
sempat mengambil foto saat antre paspor, dan itu ternyata sangat dilarang.
Sesudah
puas menginterogasi, si bapak keluar ruangan sementara aku masih waswas bakal
panjang nih urusannya. Nggak lama petugas tadi kembali dengan satu temannya
seorang wanita keturunan India yang langsung menginterogasi juga dengan bahasa
Inggris. Lalu si bapak petugas menyuruhku untuk mengemasi barang-barang dan
memandu aku keluar ruangan untuk nunggu lagi.
Sekitar
sepuluh menit, ada seorang bapak memanggilku dan menyuruh untuk mengikutinya.
Pakaiannya bukan pakaian imigrasi, tapi formal. Aku ditanya-tanyai lagi dalam
bahasa Inggris tapi kali ini nggak setegang tadi. Bahkan biasa-biasa aja
cenderung santai. Aku pikir udah selesai ternyata nggak. Dia nyuruh aku duduk
lagi. Nggak lama kemudian bapak yang beda dari sebelum-sebelumnya yang duduk di
depan komputer manggil namaku. Aku pun maju dan ditanya-tanya lagi. Aku pikir
pasporku bakal dikembalikan nih, ternyata lagi-lagi nggak. Sempat mikir ini aku
dikerjai atau gimana sih kok muter-muter gini. Tapi kemudian ada seorang petugas
yang beda lagi mengajakku keluar. Yes,
kali ini nggak bohong. Aku bener-bener dilolosin setelah pasporku di stempel
boleh masuk Singapura. Rasanya lega banget. Selanjutnya kami berempat pun
lanjut naik bus CW2 tanpa bayar lagi, cukup nunjukin tiket yang dibeli di Johor Bahru tadi menuju Queen Street.
Sepanjang
perjalanan menuju Queen Street aku melihat pinggiran Singapura banyak
lahan-lahan yang ditumbuhi pohon dan tamanam liar. Ya mirip sama jalur tol di Indonesia
lah. Gedung-gedung bertingkat mulai keliatan lima belas menit sebelum sampai di
Queen Street. Tiba di terminal masih hujan, jadi kami berempat menuju hostel Hawaii
bookingan teman yang dari Malang yang
jaraknya nggak jauh dari terminal. Aku dan temenku cuma numpang mandi saja dan
setelah itu rame-rame menuju Bugis Street untuk membeli oleh-oleh. Total aku
mengeluarkan SGD 20.0 untuk kaos saja. Kemudian kami lanjut ke Merlion Park
menggunakan bus nomor 131 dengan harga SGD 1.70 per orang.
Terminal Queen Street. Suasana masih gerimis. |
Kalo nyebrang jangan sembarangan. Harus mematuhi traffic light. Kayak aku ini hehe. |
Foto-foto dulu lah mumpung gedungnya warna-warni. |
Skyscrapercity Singapore. Adem, habis hujan. |
Burek :( |
Bukan kamera mahal. Di belakang nampak Marina Bay Sands berdiri gagah. |
Apa adanya. Esplanade dan deretan gedung tinggi lainnya. |
Merlion dan gedung pencakar langit Singapura. |
Kami berempat berpisah sekitar jam sembilan malam karena aku dan satu temenku memutuskan untuk balik ke Malaysia dan mengunjungi Kuala Lumpur esok harinya. Setelah jalan kurang lebih sepuluh menit, terjadilah tragedi Lost in Singapore. Kami nggak tau harus balik ke Queen Street naik bus apa, jadi kami jalan terus meskipun nggak tau arahnya. Kebanyakan orang yang kami tanyai nggak bisa berbahasa Inggris atau justru malah nggak ngerti. Peta yang kami bawa juga nggak guna pada saat-saat genting begini. Handphone juga nggak bisa akses google map, lantaran sengaja nggak diganti kartu. Soalnya mahal cuy. Mending nyasar biar ada gregetnya haha. Tersesat kan terkadang menjadi pengalaman paling berharga ketika mengunjungi suatu tempat dan kalo nggak berani tersesat kita nggak bakal menemukan jalan baru >.<
Heran,
perasaan dari tadi kami kok jalannya disitu-situ aja dan nggak nemu ujungnya.
Kesel, tapi ya ketawa karena sok-sokan ngerti. Akhirnya saking lemesnya, kami
mampir ke salah satu minimarket buat beli minum daripada pingsan di jalan. Beli
dua botol air mineral ukuran kecil seharga SGD 4.00. Kita berhenti sebentar
sambil makan roti yang dijadikan bekal andalan haha. Setelah itu, petualangan
dimulai lagi. Sumpah pegel banget cuy. Nggak ngerti arah pula. Kami juga nggak
tau udah jalan berapa kilometer. Belum lagi kalo ketinggalan bus menuju Johor
(waktu itu sudah hampir jam 10 malam). Terus mau tidur di mana kami. Jangan
sampai kami jadi gelandangan di Singapura :’(
Nggak
ngerti karena feeling atau apa, aku
malah milih lewat jalan yang sepi. Temenku ragu tapi aku ngerasa kayaknya bener
ini jalannya. Dan ternyata..... EMANG BENER! Kami sampai di Bugis Street tempat
belanja tadi sore. Untungnya lagi kami nggak ketinggalan bus. Bus yang kami
tumpangi adalah bus terakhir menuju Johor Bahru seharga SGD 3.00. Tuh,
bener-bener beruntung banget. Nggak tau gimana jadinya kalo kami sampai
ketinggalan bus.
Nemu jalan pulang hehe... |
Bus
yang kami tumpangi berhenti di JB Sentral Checkpoint. Kami harus stempel
kedatangan lagi di Malaysia. Karena tiba di sana dini hari, otomatis kami
bingung mau istirahat di mana. Kami sama sekali tidak memesan penginapan, jadi
mau tidak mau kami harus cari tempat yang cocok untuk istirahat.
Kami
pun mancari tempat yang pas untuk istirahat meski tidak lama. Karena JB Sentral
itu luas banget, akhirnya kami naik ke lantai dua dan masuk ke gerai KFC. Pesan
dua porsi paket hemat, kami makan di sana. Rasa nasinya aneh, kayak nasi basi
haha. Meskipun begitu kami tetap melahapnya sampai habis. Usai makan dan kekenyangan,
kami pun tidur di sana. Kami sampai nggak sadar tiba-tiba meja sudah bersih
dari bekas makanan saat terbangun. Terutama aku yang merasa tidurku nyenyak
banget.
Sekitar pukul lima pagi, kami bergegas menuju terminal JB Larkin. Terminalnya lebih bagus terminal Purabaya sih menurutku hehe. Setibanya di terminal, kami membeli tiket tujuan Kuala Lumpur. Di sana banyak loket yang menjual tiket dengan tujuan yang sama tapi harganya berbeda sesuai dengan fasilitas yang didapat. Kami dapat tiket bus seharga RM 28.0. Harap berhati-hati selama menunggu bus di sana, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Kami pun hampir ditipu oleh seorang bapak yang mengaku dari Kediri. Awalnya dia menanyai kami dari mana, lalu mengobrol biasa. Tapi kemudian bapak itu meminta sejumlah uang dengan ditukar dengan nota pembelian emas. Aku langsung mikir nih orang pasti nggak beres, pasti mau gendam. Akhirnya kami pindah ke tempat lain sebelum uang kami pindah tangan ke orang lain.
KFC Malaysia. Bosen sebenernya, tapi mau gimana lagi. |
Sekitar pukul lima pagi, kami bergegas menuju terminal JB Larkin. Terminalnya lebih bagus terminal Purabaya sih menurutku hehe. Setibanya di terminal, kami membeli tiket tujuan Kuala Lumpur. Di sana banyak loket yang menjual tiket dengan tujuan yang sama tapi harganya berbeda sesuai dengan fasilitas yang didapat. Kami dapat tiket bus seharga RM 28.0. Harap berhati-hati selama menunggu bus di sana, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Kami pun hampir ditipu oleh seorang bapak yang mengaku dari Kediri. Awalnya dia menanyai kami dari mana, lalu mengobrol biasa. Tapi kemudian bapak itu meminta sejumlah uang dengan ditukar dengan nota pembelian emas. Aku langsung mikir nih orang pasti nggak beres, pasti mau gendam. Akhirnya kami pindah ke tempat lain sebelum uang kami pindah tangan ke orang lain.
Perjalanan
ke Kuala Lumpur memakan waktu kurang lebih 4 jam. Bus yang kami tumpangi hanya
berisi 8 orang. Tidak banyak yang kami lakukan karena kami melanjutkan jatah tidur
yang kurang. Setibanya di Terminal Bersapadu Selatan (TBS), kami menuju loket
KTM dan membeli tiket seharga RM 2.60 tujuan Batu Caves. Untuk masuk ke wisata
Batu Caves tidak dipungut biaya alias gratis. Kami berfoto-foto di sana tapi
tidak menaiki tangga karena saat itu sedang renovasi.
Ini sebelum tangga Batu Caves dicat warna-warni, jadi kurang menarik. Maaf kalo penampilan nggembel banget. |
Maaf penampilan nggak jelas. Btw, di sana banyak burung dara dan monyet. |
Sore
hari kami menuju ke Petronas Twin Tower menggunakan KTM seharga RM 2.70. Kurang
beruntung karena waktu itu turun hujan dan sudah mulai gelap. Jadi foto
seadanya saja yang penting sudah berkunjung ke ikon Malaysia ini. Kami kembali
ke KL Sentral menggunakan LRT dari stasiun KLCC-KL Sentral. Di sini sistemnya
pakai vending machine, jadi tidak
dilayani diloket melainkan membeli sendiri lewat mesin. Perhatikan tujuan dan
total tiket yang harus dibayar, lalu masukkan nominal yang diminta. Setelah itu
otomatis tiket akan keluar dan ada kembalian jika uangnya lebih. Dibandingkan
KTM, LRT ini lebih murah. Hanya butuh RM 1.15 kami bisa naik transportasi keren
itu.
Petronas Twin Tower, ikon Malaysia yang terkenal. |
Serasa salah tempat :( |
Selanjutnya dari KL Sentral kami lanjut ke TBS menggunakan KTM. Setibanya di TBS kami langsung mencari tiket menuju Terminal JB Larkin. Untungnya kami mendapat tiket meskipun itu tiket yang terakhir sisa dua orang saja. Fuuhh...
Tiket bus menuju Johor Bahru. |
Kami tiba di Terminal JB Larkin pukul empat subuh. Kami membeli makan di pujasera terminal dengan harga yang cukup murah. Setelah bersih-bersih badan, kami kembali ke JB Sentral untuk menuju bandara Senai menggunakan bus. Setibanya di bandara, lagi-lagi kami hampir telat dan ketinggalan pesawat karena penumpang sudah antre masuk ke boarding room. Liburan supersingkat kami benar-benar usai setelah kami naik pesawat dengan selamat rute Johor Bahru-Surabaya dan tiba di rumah masing-masing dengan pengalaman yang berkesan.
36.000 ft above sea level. |
RINCIAN BIAYA
-
Pesawat AirAsia PP (
IDR 500.000)
-
Tiket bus CausewayLink
Senai Airport - JB Sentral Checkpoint (IDR 26.400)
-
Tiket CW2 (IDR 7.600)
-
Bus 131 tujuan Merlion Park (IDR 16.600)
-
Tiket bus Queen Street – Woodlands - JB Sentral (IDR 29.400)
-
Tiket bus JB Sentral - JB Larkin (IDR 6.900)
-
Tiket bus JB Larkin – Terminal Bersepadu Selatan (IDR 92.400)
-
Tiket KTM TBS – Batu Caves (IDR 8.600)
-
Tiket KTM Batu Caves – KLCC (IDR 9.000)
-
Tiket LRT KLCC – KL Sentral (IDR 3.800)
-
Tiket KTM KL Sentral - TBS (IDR 7.900)
-
Tiket bus TBS - JB Larkin (IDR 113.200)
-
Tiket bus JB Larkin - JB Sentral (IDR 6.900)
-
Tiket bus CausewayLink JB Sentral - Senai Airport (IDR 29.700)
-
Makan dan minum (120.000)
-
Oleh-oleh (IDR 300.000)
TOTAL: 1.278.400
Ø Kurs
Dollar Singapore 9.800/SGD
Ø Kurs
Ringgit Malaysia 3.300/MYR
TIPS:
- Berburulah tiket murah jauh-jauh hari sebelum bepergian. AirAsia
sering ngasih promo untuk keberangkatan beberapa bulan ke depan bahkan
untuk tahun berikutnya.
-
Persiapkan dokumen
penting supaya bisa tenang, aman, dan nyaman selama berlibur.
-
Sering-sering cari informasi yang akurat dan update tentang negara
yang akan kalian kunjungi. Misal soal transportasi, penginapan, lokasi
wisata, atau tempat oleh-oleh.
-
Buat itinerary sebaik
mungkin dan buat rencana cadangan juga jika kondisi di sana tidak mendukung
apa yang sudah kalian rencanakan.
-
Bawa bekal berupa uang, makanan, peralatan mandi dll, supaya bisa
lebih berhemat.
-
Jangan malu untuk bertanya. Kalo bisa gunakan HP juga selama
kalian mampu untuk membeli paket kuota.
-
Jangan melakukan hal-hal yang memalukan. Patuhi peraturan yang ada
di negara tersebut.
-
Hindari mengobrol terlalu akrab dengan orang yang baru dikenal.
FYI, orang Indonesia di sana menurutku lebih menakutkan
ketimbang orang asli sana. Selain hampir ketipu, makan di warung orang Indonesia
harganya juga mahal haha.
-
Cari wisata yang gratis tapi spot fotonya
kece buat feed Instagram.
-
Biaya di atas adalah biaya backpacker ngenes
yang butuh perjuangan banget. Kurang lebihnya bisa kalian perkirakan
sendiri ya.
-
Hargailah waktu dan pulanglah
dengan hati riang meski liburannya singkat tanpa membawa buah tangan, karena
pengalaman itu lebih dari segalanya.