Sabtu, 04 Mei 2019

Crazy Poor Surabaya Yang Nekad ke Singapore-Malaysia


Halo, ketemu lagi di blog pribadiku. Bosen nggak sih buat bacanya? Mudah-mudahan nggak ya hehe. Kali ini aku mau berbagi sedikit pengalaman dan tips tentang liburan supersingkatku yang nekad buat “mencicipi” dua negara tetangga Indonesia dua tahun yang lalu, tepatnya pada bulan April 2017. Berbekal informasi yang minim dan uang saku yang minim pula, aku dan satu temanku nekad pergi ke luar negeri setelah melewati proses yang cukup rumit (terutama saat pembuatan paspor).

Dengan berbekal modal 1,5 juta termasuk tiket pesawat AirAsia PP Surabaya-Johor Bahru, sudah cukup buat mengunjungi dua negera itu. Nggak percaya kan? Baca dulu deh kalo gitu.

Kami berangkat Selasa pagi melalui Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, tapi untuk antisipasi supaya tidak ketinggalan pesawat (karena takut bangun kesiangan, sementara boarding jam setengah enam pagi), kami berangkat Senin malam dan memilih bermalam di bandara. Kami jadi gembel di sana :D


On board before take off.

Terminal 2 Bandara Internasional Surabaya yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Tujuan setelah landing di Johor Bahru adalah langsung mengunjungi Singapura. Kami sampai di Johor Bahru jam 10.00 waktu setempat. Sesudah cek imigrasi bandara, langsung membeli tiket bus CausewayLink seharga RM 8.00 tujuan JB Sentral Checkpoint. Dan nggak disangka, di bandara Senai kami mendapat teman baru, dua backpacker dari Malang dengan tujuan sama. Ya udah kami pun pergi bareng-bareng berempat.


Antre cek paspor di pintu kedatangan Bandara Internasional Senai, Johor Bahru.

Sesampainya di JB Sentral Checkpoint, kami antre untuk stempel paspor keluar dari Malaysia. Waktu itu hujan deras, waswas rencana untuk berlama-lama di Singapura bakalan batal. Setelah memperoleh stempel, kami pun naik bus CausewayLink CW2 dengan harga RM 2.30 yang nantinya akan berhenti di terminal Queen Street. Buat kalian yang mau ke Singapura, naik bus CW berapa saja bisa, karena nanti semua akan berhenti Woodlands Checkpoint, tempat pengecekan imigrasi Singapura. Tapi pastikan dulu kalian nanti akan berhenti dimana waktu di negeri singa. Info aja: CW1 untuk Kranji, CW2 untuk Queen Street, dan CW5 untuk Newton Circus.

Papan shuttle bus di Bandara Internasional Senai, Johor Bahru, untuk menuju Singapura.

Ini bus CausewayLink yang akan mengantar ke JB Sentral Checkpoint.

Jadwal shuttle bus.

Nah, waktu di Woodlands Checkpoint aku juga ingat ada salah satu blogger yang bilang lewat sana itu “angker” karena sangat ketat dan nggak jarang dimasukkan ruang interogasi. Aku sih bodo amat dan pasrah mau ditahan atau nggak. Gimana lagi, aku kan nggak ada voucher hotel yang artinya aku nggak bakal nginep di sana. Cuma hari itu aja dan balik malam harinya ke Malaysia. Di formulir kedatangan aku tulis transit dan berharap lolos waktu antre.

Form kedatangan yang membuatku tertahan dan diinterogasi di imigrasi Woodlands, Singapura :D

Tapi sayangnya nggak sesuai harapan. Aku malah ditahan imigrasi sana dan dimasukkan ruangan khusus. Bukan aku aja, satu temenku yang cowok juga ditahan. Sisanya yang dua cewek lolos. Gila, deg-degan banget waktu digiring masuk ke satu ruangan ke ruangan lain yang dilengkapi nomor password. Di ruangan ternyata banyak orang yang nasibnya sama denganku: disangka kriminal.

Aku cemas banget bakal ditahan dengan waktu lama dan akhirnya dideportasi. Duh, jangan sampe. Niatku ke sini kan buat senang-senang. Sekitar setengah jam menunggu, ada seorang petugas memanggil namaku dan disuruh ikut dia ke ruangan. Aku disuruh duduk dan ditanya macem-macem dengan bahasa Melayu yang cukup aku pahami meskipun kadang nggak paham soalnya cepet banget ngomongnya.

Petugas mengajukan beberapa pertanyaan mulai dari alasan kenapa aku datang ke sini, sama siapa saja, nginep di mana, ada keluarga atau saudara, bawa uang berapa, bawa kartu identitas atau nggak, ada tiket pulang atau nggak, mengecek isi tas, dan mengecek isi HP. Untung saja nggak ada isi macem-macem. Cuma aku memang sempat mengambil foto saat antre paspor, dan itu ternyata sangat dilarang.

Sesudah puas menginterogasi, si bapak keluar ruangan sementara aku masih waswas bakal panjang nih urusannya. Nggak lama petugas tadi kembali dengan satu temannya seorang wanita keturunan India yang langsung menginterogasi juga dengan bahasa Inggris. Lalu si bapak petugas menyuruhku untuk mengemasi barang-barang dan memandu aku keluar ruangan untuk nunggu lagi.

Sekitar sepuluh menit, ada seorang bapak memanggilku dan menyuruh untuk mengikutinya. Pakaiannya bukan pakaian imigrasi, tapi formal. Aku ditanya-tanyai lagi dalam bahasa Inggris tapi kali ini nggak setegang tadi. Bahkan biasa-biasa aja cenderung santai. Aku pikir udah selesai ternyata nggak. Dia nyuruh aku duduk lagi. Nggak lama kemudian bapak yang beda dari sebelum-sebelumnya yang duduk di depan komputer manggil namaku. Aku pun maju dan ditanya-tanya lagi. Aku pikir pasporku bakal dikembalikan nih, ternyata lagi-lagi nggak. Sempat mikir ini aku dikerjai atau gimana sih kok muter-muter gini. Tapi kemudian ada seorang petugas yang beda lagi mengajakku keluar. Yes, kali ini nggak bohong. Aku bener-bener dilolosin setelah pasporku di stempel boleh masuk Singapura. Rasanya lega banget. Selanjutnya kami berempat pun lanjut naik bus CW2 tanpa bayar lagi, cukup nunjukin tiket yang dibeli di Johor Bahru tadi menuju Queen Street.

Sepanjang perjalanan menuju Queen Street aku melihat pinggiran Singapura banyak lahan-lahan yang ditumbuhi pohon dan tamanam liar. Ya mirip sama jalur tol di Indonesia lah. Gedung-gedung bertingkat mulai keliatan lima belas menit sebelum sampai di Queen Street. Tiba di terminal masih hujan, jadi kami berempat menuju hostel Hawaii bookingan teman yang dari Malang yang jaraknya nggak jauh dari terminal. Aku dan temenku cuma numpang mandi saja dan setelah itu rame-rame menuju Bugis Street untuk membeli oleh-oleh. Total aku mengeluarkan SGD 20.0 untuk kaos saja. Kemudian kami lanjut ke Merlion Park menggunakan bus nomor 131 dengan harga SGD 1.70 per orang.

Terminal Queen Street. Suasana masih gerimis.

Kalo nyebrang jangan sembarangan. Harus mematuhi traffic light. Kayak aku ini hehe.

Foto-foto dulu lah mumpung gedungnya warna-warni.

Dari halte tempat kami turun, cukup jalan kaki saja sekitar 500 meter menuju ikon Singapura yang tersohor itu. Di sana tampak jelas gimana kemegahan Singapura. Gedung-gedung pencakar langit berjejer apik, lalu lintas yang teratur, moda transportasi yang memadai, dan lingkungan yang bersih. Karena di Merlion Park sudah malam hari, jadi foto-fotonya kurang jelas hehe. Dari sana keliatan Marin Bay Sands dan Esplanade. Perpaduan yang keren banget.

Skyscrapercity Singapore. Adem, habis hujan.

Burek :(

Bukan kamera mahal. Di belakang nampak Marina Bay Sands berdiri gagah.

Apa adanya. Esplanade dan deretan gedung tinggi lainnya.

Merlion dan gedung pencakar langit Singapura.

Kami berempat berpisah sekitar jam sembilan malam karena aku dan satu temenku memutuskan untuk balik ke Malaysia dan mengunjungi Kuala Lumpur esok harinya. Setelah jalan kurang lebih sepuluh menit, terjadilah tragedi Lost in Singapore. Kami nggak tau harus balik ke Queen Street naik bus apa, jadi kami jalan terus meskipun nggak tau arahnya. Kebanyakan orang yang kami tanyai nggak bisa berbahasa Inggris atau justru malah nggak ngerti. Peta yang kami bawa juga nggak guna pada saat-saat genting begini. Handphone juga nggak bisa akses google map, lantaran sengaja nggak diganti kartu. Soalnya mahal cuy. Mending nyasar biar ada gregetnya haha. Tersesat kan terkadang menjadi pengalaman paling berharga ketika mengunjungi suatu tempat dan kalo nggak berani tersesat kita nggak bakal menemukan jalan baru >.<

Heran, perasaan dari tadi kami kok jalannya disitu-situ aja dan nggak nemu ujungnya. Kesel, tapi ya ketawa karena sok-sokan ngerti. Akhirnya saking lemesnya, kami mampir ke salah satu minimarket buat beli minum daripada pingsan di jalan. Beli dua botol air mineral ukuran kecil seharga SGD 4.00. Kita berhenti sebentar sambil makan roti yang dijadikan bekal andalan haha. Setelah itu, petualangan dimulai lagi. Sumpah pegel banget cuy. Nggak ngerti arah pula. Kami juga nggak tau udah jalan berapa kilometer. Belum lagi kalo ketinggalan bus menuju Johor (waktu itu sudah hampir jam 10 malam). Terus mau tidur di mana kami. Jangan sampai kami jadi gelandangan di Singapura :’( 

Nggak ngerti karena feeling atau apa, aku malah milih lewat jalan yang sepi. Temenku ragu tapi aku ngerasa kayaknya bener ini jalannya. Dan ternyata..... EMANG BENER! Kami sampai di Bugis Street tempat belanja tadi sore. Untungnya lagi kami nggak ketinggalan bus. Bus yang kami tumpangi adalah bus terakhir menuju Johor Bahru seharga SGD 3.00. Tuh, bener-bener beruntung banget. Nggak tau gimana jadinya kalo kami sampai ketinggalan bus.

Nemu jalan pulang hehe...

Bus yang kami tumpangi berhenti di JB Sentral Checkpoint. Kami harus stempel kedatangan lagi di Malaysia. Karena tiba di sana dini hari, otomatis kami bingung mau istirahat di mana. Kami sama sekali tidak memesan penginapan, jadi mau tidak mau kami harus cari tempat yang cocok untuk istirahat.

Kami pun mancari tempat yang pas untuk istirahat meski tidak lama. Karena JB Sentral itu luas banget, akhirnya kami naik ke lantai dua dan masuk ke gerai KFC. Pesan dua porsi paket hemat, kami makan di sana. Rasa nasinya aneh, kayak nasi basi haha. Meskipun begitu kami tetap melahapnya sampai habis. Usai makan dan kekenyangan, kami pun tidur di sana. Kami sampai nggak sadar tiba-tiba meja sudah bersih dari bekas makanan saat terbangun. Terutama aku yang merasa tidurku nyenyak banget.


KFC Malaysia. Bosen sebenernya, tapi mau gimana lagi.

Sekitar pukul lima pagi, kami bergegas menuju terminal JB Larkin. Terminalnya lebih bagus terminal Purabaya sih menurutku hehe. Setibanya di terminal, kami membeli tiket tujuan Kuala Lumpur. Di sana banyak loket yang menjual tiket dengan tujuan yang sama tapi harganya berbeda sesuai dengan fasilitas yang didapat. Kami dapat tiket bus seharga RM 28.0. Harap berhati-hati selama menunggu bus di sana, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Kami pun hampir ditipu oleh seorang bapak yang mengaku dari Kediri. Awalnya dia menanyai kami dari mana, lalu mengobrol biasa. Tapi kemudian bapak itu meminta sejumlah uang dengan ditukar dengan nota pembelian emas. Aku langsung mikir nih orang pasti nggak beres, pasti mau gendam. Akhirnya kami pindah ke tempat lain sebelum uang kami pindah tangan ke orang lain.

Perjalanan ke Kuala Lumpur memakan waktu kurang lebih 4 jam. Bus yang kami tumpangi hanya berisi 8 orang. Tidak banyak yang kami lakukan karena kami melanjutkan jatah tidur yang kurang. Setibanya di Terminal Bersapadu Selatan (TBS), kami menuju loket KTM dan membeli tiket seharga RM 2.60 tujuan Batu Caves. Untuk masuk ke wisata Batu Caves tidak dipungut biaya alias gratis. Kami berfoto-foto di sana tapi tidak menaiki tangga karena saat itu sedang renovasi.

Ini sebelum tangga Batu Caves dicat warna-warni, jadi kurang menarik. Maaf kalo penampilan nggembel banget.

Maaf penampilan nggak jelas. Btw, di sana banyak burung dara dan monyet.

Sore hari kami menuju ke Petronas Twin Tower menggunakan KTM seharga RM 2.70. Kurang beruntung karena waktu itu turun hujan dan sudah mulai gelap. Jadi foto seadanya saja yang penting sudah berkunjung ke ikon Malaysia ini. Kami kembali ke KL Sentral menggunakan LRT dari stasiun KLCC-KL Sentral. Di sini sistemnya pakai vending machine, jadi tidak dilayani diloket melainkan membeli sendiri lewat mesin. Perhatikan tujuan dan total tiket yang harus dibayar, lalu masukkan nominal yang diminta. Setelah itu otomatis tiket akan keluar dan ada kembalian jika uangnya lebih. Dibandingkan KTM, LRT ini lebih murah. Hanya butuh RM 1.15 kami bisa naik transportasi keren itu.


Petronas Twin Tower, ikon Malaysia yang terkenal.

Serasa salah tempat :(

Selanjutnya dari KL Sentral kami lanjut ke TBS menggunakan KTM. Setibanya di TBS kami langsung mencari tiket menuju Terminal JB Larkin. Untungnya kami mendapat tiket meskipun itu tiket yang terakhir sisa dua orang saja. Fuuhh...

Tiket bus menuju Johor Bahru.

Kami tiba di Terminal JB Larkin pukul empat subuh. Kami membeli makan di pujasera terminal dengan harga yang cukup murah. Setelah bersih-bersih badan, kami kembali ke JB Sentral untuk menuju bandara Senai menggunakan bus. Setibanya di bandara, lagi-lagi kami hampir telat dan ketinggalan pesawat karena penumpang sudah antre masuk ke boarding room. Liburan supersingkat kami benar-benar usai setelah kami naik pesawat dengan selamat rute Johor Bahru-Surabaya dan tiba di rumah masing-masing dengan pengalaman yang berkesan.


36.000 ft above sea level.


RINCIAN BIAYA
-          Pesawat AirAsia PP ( IDR 500.000)
-          Tiket bus CausewayLink Senai Airport - JB Sentral Checkpoint (IDR 26.400)
-          Tiket CW2 (IDR 7.600)
-          Bus 131 tujuan Merlion Park (IDR 16.600)
-          Tiket bus Queen Street – Woodlands - JB Sentral (IDR 29.400)
-          Tiket bus JB Sentral - JB Larkin (IDR 6.900)
-          Tiket bus JB Larkin – Terminal Bersepadu Selatan (IDR 92.400)
-          Tiket KTM  TBS – Batu Caves (IDR 8.600)
-          Tiket KTM Batu Caves – KLCC (IDR 9.000)
-          Tiket LRT KLCC – KL Sentral (IDR 3.800)
-          Tiket KTM KL Sentral - TBS (IDR 7.900)
-          Tiket bus TBS - JB Larkin (IDR 113.200)
-          Tiket bus JB Larkin - JB Sentral (IDR 6.900)
-          Tiket bus CausewayLink JB Sentral - Senai Airport (IDR 29.700)
-          Makan dan minum (120.000)

-          Oleh-oleh (IDR 300.000)

TOTAL: 1.278.400

Ø  Kurs Dollar Singapore 9.800/SGD
Ø  Kurs Ringgit Malaysia 3.300/MYR


TIPS:
  -     Berburulah tiket murah jauh-jauh hari sebelum bepergian. AirAsia sering ngasih promo untuk keberangkatan beberapa bulan ke depan bahkan untuk tahun berikutnya.


-          Persiapkan dokumen penting supaya bisa tenang, aman, dan nyaman selama berlibur.

-          Sering-sering cari informasi yang akurat dan update tentang negara yang akan kalian kunjungi. Misal soal transportasi, penginapan, lokasi wisata, atau tempat oleh-oleh.

-          Buat itinerary sebaik mungkin dan buat rencana cadangan juga jika kondisi di sana tidak  mendukung apa yang sudah kalian rencanakan.


-          Bawa bekal berupa uang, makanan, peralatan mandi dll, supaya bisa lebih berhemat.

-          Jangan malu untuk bertanya. Kalo bisa gunakan HP juga selama kalian mampu untuk membeli paket kuota.


-          Jangan melakukan hal-hal yang memalukan. Patuhi peraturan yang ada di negara tersebut.


-          Hindari mengobrol terlalu akrab dengan orang yang baru dikenal. FYI, orang Indonesia di sana menurutku lebih menakutkan ketimbang orang asli sana. Selain hampir ketipu, makan di warung orang Indonesia harganya juga mahal haha.


-          Cari wisata yang gratis tapi spot fotonya kece buat feed Instagram.


-          Biaya di atas adalah biaya backpacker ngenes yang butuh perjuangan banget. Kurang lebihnya bisa kalian perkirakan sendiri ya.


-          Hargailah waktu dan pulanglah dengan hati riang meski liburannya singkat tanpa membawa buah tangan, karena pengalaman itu lebih dari segalanya.




1 komentar:

  1. Kereeeennnn kak, jadi bayangin juga loh. Thanks ceritanya 😊

    BalasHapus