Sebagai kota besar yang
selalu identik dengan kemacetan, Surabaya terus mengalami pertumbuhan kendaraan
yang cukup tinggi pada tiap tahunnya. Hal itu membuat pemerintah kota membuat berbagai
macam terobosan untuk mengurangi jumlah pengendara di jalan raya, mulai dari
penambahan dan pelebaran jalan, membangun fly
over dan underpass, hingga
pengadaan angkutan massal seperti bus.
Desember tahun lalu,
untuk membuktikan keseriusannya, pemkot Surabaya membeli delapan unit bus low-deck keluaran Mercedez Benz dengan
nama Suroboyo Bus. Dengan menggandeng Dinas Perhubungan Kota Surabaya, pemkot
akhirnya resmi mengoperasikan bus dengan warna merah dan berkapasitas 67 orang itu akhir April setelah
melalui beberapa tahap uji coba.
Sontak saja Suroboyo
Bus menjadi primadona baru angkutan umum di kota pahlawan. Bahkan animo
masyarakat bisa dibilang cukup baik terhadap bus ini. Antusiasme warga menjadi
bukti bahwa mereka sudah lama mendambakan angkutan umum yang murah, cepat,
aman, dan nyaman. Hal ini pun direspons baik oleh pemerintah kota dengan
menggratiskan Suroboyo Bus selama satu bulan sebagai tahap sosialisasi.
Selanjutnya pembayaran akan diberlakukan menggunakan sampah botol plastik,
bukan uang seperti pada umumnya.
Suroboyo Bus berhenti di Halte Siola, Surabaya. (Source: Koleksi pribadi) |
Inilah yang menarik.
Jika angkutan umum lainnya menggunakan uang sebagai alat pembayaran, di
Suroboyo Bus cukup menggunakan sampah botol plastik. Pemerintah kota
mencetuskan ide ini bukan tanpa alasan. Seperti yang kita ketahui bahwa saat
ini Indonesia menempati peringkat kedua teratas sebagai negara dengan
penggunaan plastik terbanyak di dunia. Hal itu membuat pemkot dan instansi
terkait putar otak bagaimana cara menekan sampah plastik yang jumlahnya kian
membludak khususnya di Surabaya.
Nah, salah satunya ini.
Sampah botol plastik yang digunakan untuk membayar akan ditampung di bank
sampah dan disebar ke kampung-kampung untuk bahan kerajinan yang memiliki nilai
jual nantinya. Untuk mendapatkan kartu Suroboyo Bus, bisa dengan cara
menukarkan sampah botol plastik ke bank sampah yang ada di Terminal Purabaya
dan halte Rajawali. Ketentuannya 3 botol untuk ukuran besar, 5 botol ukuran
sedang, dan 10 sampah plastik ukuran gelas. Sebelum ditukarkan pastikan sampah
dalam keadaan bersih.
Contoh sampah plastik yang bisa ditukarkan dengan stiker Suroboyo Bus. (Source: Dishub Surabaya) |
Tiket dan stiker Suroboyo Bus. (Source: Koleksi pribadi) |
Pagi itu kebetulan saya
ada keperluan di Siola dan saya memutuskan untuk naik Suroboyo Bus yang
merupakan kali kedua bagi saya setelah mencobanya saat masih gratis dulu. Saya
sengaja naik dari Terminal Purabaya lantaran ingin menikmati Suroboyo Bus lebih
lama.
Begitu masuk ke dalam,
saya langsung disambut udara dingin yang berasal dari AC bus. Seorang petugas
memberi saya satu tiket dan melubangi satu stiker di kartu Suroboyo Bus sebagai
tanda telah digunakan. Setelah itu saya pun duduk di kursi berwarna oranye di
deretan belakang sebagaimana peraturan yang diterapkan oleh Suroboyo Bus.
Ya, tempat duduk di
dalam Suroboyo Bus sengaja dibedakan dengan tujuan untuk meminimalisir tindak
kejahatan seksual. Kursi berwarna pink diperuntukkan bagi perempuan, kursi
oranye untuk umum, dan kursi merah untuk para lansia, ibu hamil, dan kaum
difabel. Jika dalam kondisi ramai dan kursi sudah terisi penuh, tersedia juga
pegangan tangan bagi penumpang yang berdiri supaya tetap aman sepanjang
perjalanan.
Aspek keamanan lainnya
yang dimiliki Suroboyo Bus yaitu dengan dilengkapinya 12 kamera CCTV yang
terpasang di setiap sudut bus. Ini sebagai bentuk antisipasi dari aksi
kriminalitas yang kerap terjadi di angkutan umum. Keunggulan lainnya terletak
pada pintu bus yang dipasang sensor otomatis, sehingga bila ada penumpang yang
bediri di dekat pintu, pintu tidak akan tertutup. Bus akan berjalan jika pintu
benar-benar tertutup. Suroboyo Bus juga dilengkapi dengan tombol darurat di
dekat pengemudi yang bila ditekan alarm akan berbunyi dan pintu bus otomatis
akan terbuka.
Interior Suroboyo Bus yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang. (Source: flickr.com @dettapriyandika) |
Rute bus yang saya
naiki adalah rute selatan-utara pulang pergi, di mana keberangkatan awal dari
Terminal Purabaya dengan jam operasional pukul 06.00-22.00 setiap harinya.
Sepanjang perjalanan saya sama sekali tidak merasa bosan meskipun laju bus
sering terhambat oleh kepadatan jalan raya dan traffic light di persimpangan. Maklum, Suroboyo Bus masih
“mengaspal” dan berebut jalan dengan kendaraan lain, bukan melewati jalur
khusus seperti Busway di ibukota. Namun ke depannya untuk memperlancar
operasional bus ini, di setiap traffic
light yang dilewati Suroboyo Bus akan terintegerasi dengan Surabaya
Intelligent Transportation System (SITS), yang artinya dari jarak beberapa
meter sebelum persimpangan, traffic light
otomatis akan menyala hijau dan bus bisa melaju tanpa berhenti terlebih dahulu.
Bagi yang pertama kali naik
Suroboyo Bus, tidak perlu khawatir tersesat karena di dalam bus ada
pemberitahuan halte mana saja yang akan menjadi tempat pemberhentian bus sesuai
rute yang ditampilkan lewat layar LED. Uniknya, pemberitahuan ini juga diumumkan
dengan tiga bahasa secara bergantian yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris,
dan bahasa Jawa. Penumpang juga bisa memanfaatkan aplikasi GoBis lewat smartphone untuk mengetahui posisi bus
saat itu.
Dengan menempuh perjalanan yang relatif singkat, saya turun di halte Siola. Karena Suroboyo Bus memberlakukan tiket bisa digunakan tidak lebih dari dua jam dari waktu keberangkatan, saya pun ikut memutar rute tanpa harus membayar lagi. Tapi tidak semua penumpang bisa mendapatkan kesempatan ini, melainkan tergantung kondisi jalan raya saat itu sedang padat atau lancar untuk jarak tempuh bus.
Rute Suroboyo Bus dari selatan-utara pulang pergi. (Source: Instagram aslisuroboyo) |
Rute Suroboyo Bus dari timur-barat pulang pergi. (Source: Instagram aslisuroboyo) |
Dengan menempuh perjalanan yang relatif singkat, saya turun di halte Siola. Karena Suroboyo Bus memberlakukan tiket bisa digunakan tidak lebih dari dua jam dari waktu keberangkatan, saya pun ikut memutar rute tanpa harus membayar lagi. Tapi tidak semua penumpang bisa mendapatkan kesempatan ini, melainkan tergantung kondisi jalan raya saat itu sedang padat atau lancar untuk jarak tempuh bus.
Saat pulang, saya
memutuskan untuk naik bus double deck
secara cuma-cuma alias gratis. Bus tiba setengah jam kemudian. Memang
kedatangan bus satu dengan bus lainnya bisa dibilang cukup lama, mengingat
jumlah armada yang masih sedikit. Tapi ke depannya pemkot berencana menambah 10
unit bus supaya tidak terjadi penumpukan penumpang dan bisa tepat waktu tiba di
tempat tujuan. Tujuan lainnya tentu saja untuk mengurangi mobilitas warga
Surabaya agar beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Suasana deck atas bus double deck Mayapada. (Source: Koleksi pribadi) |
Rute bus double deck dari Terminal Purabaya-Pirngadi pulang pergi. (Source: Instagram aslisuroboyo) |
Kesan saya terhadap
Suroboyo Bus masih sama. Saya tetap puas dengan pelayanan dan fasilitasnya.
Para crew-nya pun ramah dan
informatif. Harapan saya semoga Suroboyo Bus semakin diminati dan banyak orang
yang mengubah mindset-nya kalau
angkutan umum itu tidak selalu identik dengan panas, rawan kejahatan, tidak
aman, dan suka ngetem lama. Suroboyo
Bus ini buktinya.
Dadi,
ayo numpak Suroboyo Bus, rek!
Wah keren ya mas. Surabaya emang kota paling banyak inovasinya.
BalasHapusIya. Makin ke sini makin bagus perubahannya. Banyak prestasi nasional maupun internasional juga :)
HapusSurabaya bagus ya dalam memanfaatkan botol plastik dengan posisi mbludaknya sampah plastik .Surabaya perduli sampah plastik 👍.apalagi sampah plastik itu bisa jadi alat pembayaran untuk naik angkutan umum . Good job surabaya ku 👍
BalasHapusKeren kan? Cuma ada di Surabaya banyak warganya yang hobi untuk naik bus kece ini. Salah satu cara juga untuk menggerakkan warga supaya lebih peduli terhadap lingkungan :)
HapusPengen naik bus ini tapi sampe sekarang belum keturutan. Habis baca blognya makin penasaran aja. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa nyoba "tayo" nya Surabaya ini...
BalasHapusAyo jangan mikir lama2 buat naik mas bro! Dijamin pasti ketagihan :D
HapusSelalu kagum dg kota surabaya apalagi dibawah kepemimpinan ibu risma
BalasHapusMembawa #SurabayaMenduniaLagi 👍
Hapusanak kecil dikenain tarif biaya juga ga sih?
BalasHapusTarifnya sama aja kayak orang dewasa. Tetep bayar pake sampah plastik dengan jumlah yang sesuai ketentuan dan nggak pake uang :)
Hapus